Minggu, 03 Februari 2013

Berbicarat yang Baik, Tepat dan Santun

Berbicara dengan baik adalah berbicara dengan memilih kalimat yang baik, tepat maknanya, dan santun. Dalam penggunaan bahasa, kalimat yang baik, tepat, dan santun akan lebih komunikatif. Sudahkah kamu berbicara dengan baik, santun dalam kehidupan sehari-hari? Jika sudah, itu bagus. Berarti kamu telah berbahasa dengan baik. 1. Kalimat Komunikatif Dalam bahasa Indonesia kalimat komunikatif adalah kalimat yang baik, tepat, dan santun. Suatu kalimat dikatakan komunikatif jika maksudnya bisa dipahami oleh pendengar atau pembacanya secara benar. Supaya kalimat itu bisa ditangkap pendengar, kalimat harus mengandung kejelasan gagasannya. Suatu kalimat akan jelas gagasannya jika tersusun menurut pola penyusunan atau kaidah yang benar. Jadi syarat kalimat kominikatif adalah: a. Mengandung kejelasan isi (keterampilan pesan) b. Tersusun secara cermat dan mengikuti kaidah yang benar. c. Mengandung penalaran yang logis. 2. Kalimat Komunikatif tetapi Tidak Cermat Kalimat komunikatif tetapi tidak cermat sering kita tenukan berupa: a. Ketidaklengkapan unsurnya. b. Ketidaktepatan penggunaan bentuk katanya. c. Ketidaktepatan makna katanya. d. Kesalahan penalarannya. Contoh: 1) Dalam sinetron itu mengisahkan perjuangan seorang dokter di pedalaman Papua. 2) Acara selanjutnya sambutan Bapak Camat. Waktu dan tempat kami persilakan. 3) Yang sudah hadir dimohon absent dulu. Kalimat Komunikatifnya: 1) Sinetron itu mengisahkan perjuangan seorang dokter di pedalaman Papua. 2) Acara selanjutnya sambutan Bapak Camat. Kepada Bapak Camat, kami persilakan. 3) Peserta dimohon mengisi daftar hadir. 3. Kalimat yang Tidak Komunikatif, tetapi Cermat. Adakalanya kalimat yang kita susun secara cermat tetapi tidak komunikatif. Tentulah hal ini ada penyebabnya, yaitu: a. Karena kalimat terlalu kompleks, sehingga pembaca kesulitan menemukan induk kalimatnya. b. Kalimat terlalu pendek atau sederhana, sehingga cenderung membosankan. 4. Kalimat yang Santun Kalimat yang santun dapat diidentifikasi dari reaksi pembaca atau pendengar yang menjadi sasaran kalimat itu. Beberapa penyebab suatu kalimat dapat membangkitkan emosi: a. Bernada merendahkan, meremehkan, atau menghina. b. Bernada arogan, memaksa, atau mengancam. c. Bernada menyindir atau menuduh. d. Tidak proporsional. e. Tidak pada tempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar